Faktor Abiotik " Cahaya dan Suhu" by Group 3
Group 3 Season
FAKTOR ABIOTIK Cahaya Matahari dan Suhu
Presenter: Fatih Bisyria , UlfahHanum , Chico Pamal S
Dari hasildiskusi dan presentasi mengenai Cahaya matahari dan Suhu sanggup diambil beberaparangkuman serta informasi-informasi gres seputar Cahaya matahari dan Suhu.
Let’s Check This Out:
Aspek-aspekpenting dari faktor cahaya diantaranya:
- Kualitas cahaya atau komposisi panjang gelombang
- Intensitas cahaya atau kandungan energi dari cahaya.
Peranan Cahayaterhadap flora yakni:
- Fotoperiodisme : adalah respon dari suatu organisme terhadap lamanya penyinaran sinar matahari.
- Fotoenergetic : Fotoenergetic yakni pertumbuhan yang dipengaruhi oleh banyaknya energy yang diserap dari sinar matahari oleh cuilan tumbuhan
- Fotodestruktif : Merupakan tingginya intensitas cahaya yang menimbulkan fotosintesis semakin tidak bertambah lagi dikarenakan tumbuhan mengalami batas titik jenuh cahaya sehingga bukan menjadi sumber energy tetapi sebagai perusak.
- Fotomorgenesis : Merupakan pengendalian morfogenesis oleh cahaya
- Fototropisme : Merupakan pergerakan pertumbuhan tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsangan cahaya
Suhu merupakan salahsatu faktor lingkungan yang sangat besar lengan berkuasa terhadap kehidupan makhlukhidup , termasuk tumbuhan.
Aspek pentingsuhu bagi tumbuhan:
- Hubungan suhu dan pertumbuhan
- Hubungan suhu dengan produktivitas
- Termoperiodisme
- Vernalisasi (induksi pendinginan)
DISKUSI EKSKLUSIF:
Cahaya dan suhu sangat berperan dalam roda kehidupan , keduanya sangatmempengaruhi kehidupan tumbuh-tumbuhan dibumi , tanpanya , flora tidak akandapat tumbuh.
Cahaya matahari besar lengan berkuasa pada proses pertumbuhan , perkembangbiakan ,metabolisme , fotosintesis dan banyak sekali laju reaksi pada tumbuhan. Masing-masingspesies flora mempunyai toleransi serta cara pembiasaan masing-masing dalammerespon cahaya yang mengenainya. Ada yang menggugurkan daun-daunnya , dan lainsebagainya.
Suhu pun juga begitu , sangat mempengaruhi laju kehidupan tumbuh-tumbuhan. Samaseperti cahaya , suhu juga mempengaruhi proses pertumbuhan , perkembangbiakanserta banyak sekali reaksi-reaksi metabolisme masing-masing tumbuhan. Pada suhu panas ,dingin ataupun sedang , flora sanggup mempertahankan kehidupannya padawaktu-waktu yang terbatas. Ada yang dengan gampang merespon perubahan-perubahansuhu yang terjadi ada pula yang pribadi mati atau tidak bisa mempertahankankehidupannya.
Terdapat beberapa pertanyaan diskusi , salah satunya yakni bagaimanakah jikatumbuhan apel yang notabennya hidup dengan baik di kawasan Malang dengan kondisilingkungan yang sejuk , bila kemudian ditanam didaerah sedang atau panas didaerah Riau contohnya , apakah masih bisa hidup?
Dari hasil diskusi didapatkan bahwa , apel mungkin saja sanggup hidup didaerahsana , namun , kondisinya tidak baik , artinya apel masih bisa hidup namun kondisibuahnya tidak maksimal. Pertumbuhannya akan terganggu , tidak sanggup berbunga ,atau bahkan tidak sanggup berbuah alasannya yakni kondisi lingkungannya yang tidak cocok ,dan kesannya mati , jikalau apel tersebut tidak sanggup mempertahankan kehidupannya.
Hal tersebut mungki bisa diatasi dengan diciptakannya iklim mikro di Riau ,dengan menciptakan iklim minimalis dengan mencocokkan kondisi lingkungan di Malangdengan udara yang sejuk dan lembab , semua unsur termasuk kondisi suhu ,pencahayaan , air , dan kelembaban harus diatur sedemikian rupa menjadi sebuahdaerah dengan iklim buatan (mikro).
Sekian , semogabermanfaat.
REFLEKSIDIRI :: KELOMPOK 3 dan KELOMPOK 4
Kelompok 3 :: Cahaya dan Suhu
Ada 3 aspek yg adakaitannya dgn sistem ekologi , yaituu :: kualitas cahaya , , intensitas cahaya , , dan usang penyinaran .
Peran cahaya terhadap flora ::
1)fotoperiodism adl respon flora terhadap lamanya penyinaran(panjang pendeknya hari) yang sanggup merangsang pembungaan.
Peran cahaya terhadap flora ::
1)fotoperiodism adl respon flora terhadap lamanya penyinaran(panjang pendeknya hari) yang sanggup merangsang pembungaan.
2)fotoenergetic adl pertumbuhanyang dipengaruhi oleh banyaknya energy yang diserap dari sinar matahari olehbagian tanaman.
3)fotodestruktif adl adalah tingginya intensitas cahaya yang mengakibatkanfotosintesis semakin tidak bertambah lagi dikarenakan tanamanmengalami batas titik jenuh cahaya sehingga bukan menjadi sumber energi tetapisebagai perusak.
4)fotocybernetic adl
5)fotomorgenesis adl adalah imbas dari cahayamatahari yang mengendalikan wujud tumbuhan pada perkembangan struktur ataumorfogenesisnya.
4)fotocybernetic adl
5)fotomorgenesis adl adalah imbas dari cahayamatahari yang mengendalikan wujud tumbuhan pada perkembangan struktur ataumorfogenesisnya.
6)fototripism adl sepihakmerangsang penyebaran yang berbeda (differensial) IAA dalam batang.
Strategi adaptasitumbuhan terhadap cahaya (pigmentasi , anatomi dan morfologi) ::
1)Strategiadaptasi flora terhadap cahaya Pigmentasi
2)Strategi pembiasaan flora terhadap cahaya Anatomi
2)Strategi pembiasaan flora terhadap cahaya Anatomi
Merupakan proses penyesuaian diri makhluk hidup terhadap lingkungan sekitarnyayg mengatakan perubahan sistem metabolisme dalam tubuhnya.
3)Strategi pembiasaan flora terhadapcahaya Morfologi
SUHU
1 ) Variasi dan Stratifikasi Suhu SecaraHorizontal dan Vertical di Atas Permukaan Tanah dan Kedalaman di BawahPermukaan Tanah dan Air.
karakteristika mukabumi penyebab variasi suhu :
a) Komposisi dan warna tanah
b) Kegemburan dan kadar air tanah
c) Kerimbunan Tumbuhan
3)Strategi pembiasaan flora terhadapcahaya Morfologi
SUHU
1 ) Variasi dan Stratifikasi Suhu SecaraHorizontal dan Vertical di Atas Permukaan Tanah dan Kedalaman di BawahPermukaan Tanah dan Air.
karakteristika mukabumi penyebab variasi suhu :
a) Komposisi dan warna tanah
b) Kegemburan dan kadar air tanah
c) Kerimbunan Tumbuhan
2) Kepentingan Suhu Pada Tumbuhan Sebagai Organisme Poikilotermikdan Stenotermik
CAHAYA DAN SUHU (3)
Ada tiga aspek penting yang dekat kaitannya dengan sistem ekologi , yaitu:
a. Kualitas cahaya.
b. Intensitas cahaya.
c. Lama penyinaran.
PERAN CAHAYA TERHADAP TUMBUHAN
v FOTOPERIODISM
v FOTOENERGETIC
v FOTODESTRUKTIF
v FOTOCYBERNETIC
v FOTOMORGENESIS
v FOTOTROPISM
Strategi Adaptasi Tumbuhan Terhadap Cahaya (Pigmentasi , Anatomi , dan Morfologi)
· Strategiadaptasi flora terhadap cahaya Pigmentasi:
v Agar cahayamampu mengendalikan perkembangan pertumbuhan maka flora harus menyerapcahaya.Empat peserta cahaya dalam flora :
a. Fitokrom ,paling kuat menyerap cahaya merah dan merah jauh. Ada juga fitokrom penyerapcahaya biru.
b. Kriptokrom ,sekelompok pigmen yang serupa bisa menyerap cahaya biru dan panjanggelombang ultraviolet 320-400 nm , alasannya yakni peran pentingnya pada kriptogram(tumbuhan tak berbunga).
c. Penerima cahayaUV-B , senyawa tak dikenal/bukan pigmen yg menyerapradiasi UV 280-320 nm4.
d. Protoklorofilidaa , pigmen cahaya yang menyerap cahaya merah dan biru , bias tereduksimenjadi klorofil Aa. Pengaruh cahaya pada perkecambahan , produksi klorofilterpacu oleh cahaya , pembukaan daun terpacu oleh cahaya , pemanjangan batangterhambat oleh cahaya , perkembangan akar terpacu oleh cahaya.
· Strategiadaptasi flora terhadap cahaya Anatomi
Tumbuhan mempunyai kemampuan pembiasaan anatomis dan fisiologis yangberkembang untuk kelangsungan hidupnya. Pada flora holiophyta sanggup meresponkondisi ekstrem tempat tumbuhnya , mirip adanya kelenjar garam pada golongansecreter dan kulit yang mengelupas pada golongan non secreter sebagai tanggapanpada lingkungan yang berkadar garam tinggi.
· Strategiadaptasi flora terhadap cahaya Morfologi
1.Tumbuhan Xerofit
2.Tumbuhan hidrofit
3.tumbuhan higrofit
4.Tumbuhan darat
a. Karakteristiktumbuhan menurut cahaya ( Heliophyta dan Sciophyta)
Ø Tumbuhan yangteradaptasi untuk hidup pada tempat-tempat dengan intensitas cahaya yang tinggibiasa disebut flora dengan intensitas cahaya yang tinggi biasa disebuttumbuhan heliophyta.
Ø Tumbuhan yang hidup baik dalam situasi jumlah cahayayang rendah , dengan titik kompnesasi yang rendah pula , dikenal dengan tumbuhansenang keteduhan atau sciophyta , metabolismenya lambat dan demikian juga prosesrespirasinya
Fotorespirasi yakni sejenis respirasi pada tumbuhan yang dibangkitkan oleh penerimaan cahaya yang diterima oleh daun. Diketahui pula bahwa kebutuhan energi dan ketersediaan oksigen dalam seljuga memengaruhi fotorespirasi. Walaupun ibarat respirasi (pernapasan)biasa , yaitu proses oksidasi yang melibatkan oksigen , prosedur respirasi karenarangsangan cahaya ini agak berbeda dan dianggap sebagai proses fisiologi tersendiri.Proses
Proses yang disebut juga "asimilasi cahaya oksidatif" ini terjadipada sel-sel mesofildaun dan diketahui merupakan tanda-tanda umum pada tumbuhan C3 , mirip kedelai dan padi. Lebih jauh ,proses ini hanya terjadi pada stroma dari kloroplas ,dan didukung oleh peroksisom dan mitokondria.Secara biokimia , proses fotorespirasi merupakan cabang dari jalur glikolat. Enzim utama yangterlibat yakni enzim yang sama dalam proses reaksi gelap fotosintesis ,Rubisco(ribulosa-bifosfat karboksilase-oksigenase). Rubisco mempunyai dua sisi aktif:sisi karboksilase yang aktif pada fotosintesis dan sisi oksigenase yang aktifpada fotorespirasi. Kedua proses yang terjadi pada stroma ini juga memerlukan substrat yangsama , ribulosa bifosfat (RuBP) ,dan juga dipengaruhi secara positif oleh konsentrasi ion Magnesium danderajatkeasaman (pH) sel. Dengan demikian fotorespirasi menjadi pesaing bagifotosintesis , suatu kondisi yang tidak disukai kalangan pertanian ,karena mengurangi akumulasi energi.
Jika kadar CO2 dalam sel rendah (misalnya karenameningkatnya penyinaran dan suhu sehingga laju produksi oksigen sangat tinggidan stomata menutup) , RuBP akandipecah oleh Rubisco menjadi P-glikolat dan P-gliserat (dengan melibatkan satu molekul air menjadi glikolat dan P-OH). P-gliserat (Pdibaca "fosfo") akan didefosforilasi oleh ADP sehingga membentuk ATP. P-glikolat memasukiproses agak rumit menuju peroksisoma , kemudian mitokondria , kemudian kembali keperoksisoma untuk diubah menjadi serin , kemudian gliserat. Gliserat masuk kembali ke kloroplas untukdiproses secara normal oleh siklus Calvin menjadi gliseraldehid-3-fosfat(G3P).
Kegunaan
Peran fotorespirasi diperdebatkan namun semua kalangan setuju bahwafotorespirasi merupakan penyia-nyiaan energi. Dari sisi evolusi , prosesini dianggap sebagai sisa-sisa ciri masa lampau (relik). Atmosfer pada masalampau mengandung oksigen pada kadar yang rendah , sehingga fotorespirasi tidakterjadi seintensif mirip masa kini. Fotorespirasi dianggap bermanfaat karenamenyediakan CO2 dan NH3 bebas untuk diasimilasi ulang , sehinggadianggap sebagai prosedur daur ulang (efisiensi). Pendapat lain menyatakanbahwa fotorespirasi tidak mempunyai fungsi fisiologis apa pun , baik sebagaipenyedia asamamino tertentu (serindan glisin)maupun sebagai pelindung klorofil dari perombakan alasannya yakni fotooksidasi.Karena tidak efisien , sejumlah flora membuatkan prosedur untukmencegah fotorespirasi. Untuk menekan fotorespirasi , tumbuhan C4 mengembangkanstrategi ruang dengan memisahkan jaringan yang melaksanakan reaksi jelas (selmesofil) dan reaksi gelap (sel selubung pembuluh , atau bundle sheath). Sel-selmesofil flora C4 tidak mempunyai Rubisco. Strategi yang diambil tumbuhan CAM bersifat waktu(temporal) , yaitu memisahkan waktu untuk reaksi jelas (pada dikala penyinaranpenuh) dan reaksi gelap (di malam hari).
0 Response to "Biologi : Faktor Abiotik"