Kemulian Seorang Guru Credit Foto: http://tenmienmienphi.co/ |
Diantara keutamaan menjadi guru/pendidik, adalah:
1) Memiliki sifat iffah (memelihara diri dari minta-minta), yang dihargai dan dihormati kedudukannya oleh Alloh. Dan Alloh perintahkan kepada para aqniya (murid/masyarakat/pejabat) memperlihatkan perhatian khusus kepada mereka. {QS. Al-Baqarah (2): 273}.
2) Alloh SWT memberi akhir untuk guru/pendidik yang mendidik dan mengajarkan kebaikan atau pelajaran yang bermanfaat, sama menyerupai orang-orang yang melakukannya. Rasululloh SAW bersabda:
“ Barangsiapa yang mengunjukkan/mengajarkan kebaikan, pahalanya sama dengan orang yang melaksanakan kebaikan itu “. (HR. Muslim dari Ibnu Mas’ud dalam Kitab Faidul Qadir, Juz. 6, Hal. 127, Penulis: Al-Imam Al-Manawy Rahimahulloh).
3) Alloh SWT, para Malaikat, penghuni langit dan bumi bersholawat (mendo’akan) para pendidik yang mengajarkan kebaikan. Rasululloh SAW bersabda:
“ Sesungguhnya Alloh, Malaikat-malaikat-Nya, penghuni langit dan penghuni bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan dalam lautan, bersholawat (mendo’akan) para pendidik insan kepada kebaikan “. (Kitab Mukhtarul Hasan Wasshahiih, Penulis: Abdul Baqi’ Shaqar, Hal. 380).
4) Para guru dan pendidik senantiasa akan mendapat pahala dari Alloh sebagai imbalan dari hasil pendidikan dan pembinaannya, meskipun beliau sudah mati/wafat. Rasululloh SAW bersabda:
“ Sesungguhnya dari antara amal dan kebaikan seorang Mukmin yang tetap beliau peroleh pahalanya, walaupun beliau sudah wafat, adalah: Ilmu yang diajarkan dan disebarluaskannya; anak yang shaleh yang ditinggalkannya; atau mushaf/pegangan misalkan buku-buku/ al-qur’an/kitab-kitab yang ditinggalkannya; atau masjid yang dibangunnya; atau rumah untuk ibnus sabil yakni anak yatim piatu/panti jompo yang dibangunnya; atau susukan air yang dibuatnya; atau shadaqah yang dikeluarkannya dari harta kekayaannya pada waktu hidupnya (shadaqah jaariyah), itu semua beliau akan mendapat pahalanya sehabis beliau wafat “. (HR. Ibnu Majah dan Al-Baihaqy dari Aba Hir dalam Kitab Mukhtarul Hasan Wasshahiih, Penulis: Abdul Baqi’ Shaqar, Hal. 381).
Sejalan hadist tersebut, Alloh SWT. Menegaskan dengan firman-Nya sebagai berikut:
“ Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa saja mereka telah kerjakan, dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang faktual “. {QS. Yaasiin (36): 12}.
Hubungan Profesi Guru dengan Dakwah Perintah Dakwah dan Tabligh (Pengajaran), yaitu merupakan perintah yang tidak hanya ditunjukan kepada para Nabi dan Rasul Alloh SWT, melainkan juga ditunjukan kepada segenap ummatnya, lebih-lebih para guru dan pendidik. Perintah Dakwah dan Tabligh, banyak kita jumpai dalam Al-Qur’an, antara lain:
1) “ Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan mau’izhah hasanah, dan bermujadah-lah dengan mereka dengan cara yang lebih baik,… “. {QS. An-Nahl (16): 125}.
2) …” dan serulah kepada (agama) Rabbmu. Sesungguhnya kau benar-benar berada pada jalan yang lurus “. {QS. Al-Hajj (22): 67).
3) … “ dan serulah mereka keapad (jalan) Rabbmu, dan janganlah sekali-kali kau termasuk orang-orang musyrik “.
4) “ Hendaklah ada diantara kau segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar; mereka itulah orang-orang yang beruntung “. {QS. Ali-Imran (3): 104}.
5) “ Kamu yaitu ummat yang terbai yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar “. {QS. Ali-Imran (3): 110}.
Guru dan Pendidik yaitu Da’i dan Muballigh, yang mendakwahkan dan memberikan ilmu Alloh SWT, alasannya yaitu pada hakikatnya segenap ilmu baik dan berkhasiat bagi manusia, yaitu merupakan anugerah Alloh kepada manusia, untuk menunjang kiprah dan fungsinya sebagai hamba Alloh dan Khalifah fil Ardh. Guru/Pendidik yang berhasil mendidik dan mengarahkan anak didiknya ke jalan yang diridhai Alloh, sehingga menjadi seorang shaleh dan bahkan bisa menyebarkan dan menyebarluaskan ilmunya, dijanjikan oleh Rasululloh SAW dengan banyak akhir yang tak terhingga sebagai berikut:
“ Barangsiapa yang membimbing/mendidik orang kepada petunjuk Alloh dan Rasul-Nya, pasti beliau mendapat pahala sejumlah pahala orang-orang yang mengikutinya, tidak akan dikurangi sedikitpun dari pahala mereka itu; dan barangsiapa yang mengajak/membimbing kepada kesesatan, pasti ia mendapat dosa sejumlah dosa orang-orang yang mengikutinya, dengan tidak dikurangi sedikitpun dari dosa mereka itu “. (HR. Imam Muslim dari Abu Hurairah dalam Kitab Mukhtashar Shahih Muslim, Penulis: Al-Imam Muslim, Hal: 492).
Sebagai Guru, Pendidik dan sekaligus sebagai Da’i, maka hendaklah mempunyai susila dan sifat-sifat sebagai berikut:
a) Senantiasa mengharap ridho Alloh, berbuat dan berinfak dengan tulus nrimo alasannya yaitu Alloh SWT.
b) Berdaya ingat kuat, bijak, cerdas, berpandangan luas dan jauh kedepan, bisa menganalisir cepat dan sempurna serta bisa menerapkan dengan baik.
c) Penyantun, penuh kasih sayang, lemah lembut dan ramah.
d) Bersahabat dan tidak berangasan dan bengis/kejam.
e) Berani dan sportif, tidak pengecut dan membabi buta.
f) Shiddiq, benar dalam ucapan, perilaku dan perbuatan, sempurna dalam janji.
g) Tawadhu’, tidak besar kepala dan ‘ujub (membangakan diri).
h) Pemaaf, menahan amarah dan berlaku ihsan.
i) Memelihara sumpah setia.
j) Sabar, sabar dan ulet.
k) Iffah dan kiram (menjaga kehormatan diri).
l) Wara’ dan Qana’ah (Menjaga perbuatan-perbuatan yang tidak senonoh dan merasa cukup dengan apa yang diperoleh).
m) Adil meskipun terhadap diri dan keluarga.
n) Tidak mengungkit dan tidak sombong.
o) Memelihara kemulian diri.
p) Berlapang dada daan tidak ceroboh (‘ajalah).
q) Bertekad bulat, berkeyakinan berpengaruh dan tawakkal.
r) Berpihak kepada yang benar dan memperjuangkannya.
s) Sederhana, tidak berlebihan.
t) Selalu optimis, tidak putus asa.
(dikutip dari Agenda Dakwah/Agenda Mukmin, Terbitan: Qisty Saufa Abadi, Hal: 30-31 dengan perbaikan).
Wallohu’ Ta’ala a’lam bish Showab. Washallallaahu’ ala nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahhbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil’ Alamien. Maha Benar Alloh SWT dan Maha Agung. Wabillahit taufiq was sadaad Maraji’
(Catatan Kaki): 1) Al-Qur’an dan Terjemah 2) Buku Paduan Menjadi Guru Teladan, Penulis: Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, Terbitan: Pustaka Laka, Bogor, 2005. 3) Buku Bekal Juru Dakwah, Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, Terbitan: Al-Qowam, Solo, 2001 4) Buku Agenda Dakwah/Agenda Mukmin, Penulis: Abu Fatiyah Al-Adnani, Terbitan: Qisty Saufa Abadi, Solo, 2002. 5) Buku Menyingkapi Perbedaan Ulama, Penulis: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin, Terbitan: Maktabah Al-Hanif, Yogyakarta, 2005. 6) Buku Praktek Rasululloh Mendidik Anak Bidang Akhlak, Intelegensi, Pergaulan, Emosi, Penulis: Drs. Muhammad Thalib, Terbitan: Irsyad Baitus Salam (IBS), Bandung, 2001. 7) Buku Inspiring for Success, Penulis: Budi Hartono, Terbitan: Pustaka Iltizam, Solo. 8) Buku Karena Ilmu Mereka Rela Membujang, Penulis: Syaikh Abdul Fattah, Terbitan: Zam-zam Mata air Ilmu, Solo.
========================================================================
========================================================================
* Alumni S1 FKIP Prodi Pendidikan Luar Sekolah Universitas Negeri Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA), Serang-Banten, Alumni S2 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen (IMNI), Jakarta – Pasca Sarjana, konsentrasi Manajemen Pendidikan
0 Response to "4 Kemuliaan Seorang Guru Berdasarkan Islam"