Latest News

Biologi : Makalah Pupuk Penghasil Nitrogen



BAB I
PENDAHULUAN

Sejalan dengan semakinmeningkatnya kesadaran insan akan kerusakan lingkungan dan munculnya berbagaimacam penyakit yang disebabkan penggunaan materi kimia secara berlebihan padamakanan , pertanian organik muncul sebagai sebuah alternatif yang menjadi pilihanbagi banyak orang yang ingin hidup sehat. Pertanian organik sebagai suatusystem bertani yang selaras dengan alam , mengembalikan siklus ekologi dalamsuatu areal pertanian suatu fatwa yang siklik dan seimbang.
Secara perlahan tapipasti system pertanian organik mulai berkembang di banyak sekali belahan bumi , baikdi negara maju maupun negara berkembang. Masyarkat mulai melihat berbagaimanfaat yang sanggup diperoleh dengan system pertanian organik ini , sepertilingkungan yang tetap terjaga kelestarianya dan sanggup mengonsumsi produkpertanian yang relatif ebih sehat lantaran bebaas dari materi kimia yang dapatmenimbulkan dampak negatif bagi kesehatan.
Beberapa lembagapenelitian dan pihak perguruan tinggi tinggi juga turut memperlihatkan andilnya dalampengembangan pertanian organik melalui penelitian dan juga informasi teknologibudaya yang sanggup diterapkan pada system pertanian organik. Upaya yang mulaidilakukan yaitu memeperkenalkan bioteknologi dalam system pertanian organikyaitu dengan memanfaatkan beberapa mikroorganisme yang sanggup membantupenyediaan hara dan pengendalian penyakit.
Dalam perjuangan penigkatanproduksi tumbuhan  tanaman perkebunanlainnya maka mutu intensifikasi perlu untuk ditingkatkaan. Salah satu usahayang sanggup ditempuh yaitu dengan meningkatkan  efisiensi penggunaanpupuk. Respon tumbuhan terhadap penggunaan pupuk akan menigkat bila menggunakanjenis pupuk , takaran , waktu sertta cara pemberian yang tepat. Pemupukanbertujauan untuk memelihara dan memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikanunsurhara atau zat hara kedalam tanahyang pribadi atau tidak langsunng dapatmenyumbangkan materi masakan pada tanaman. Pemupukan juga memperbaiki pH tanahdan memperbaiki lingkungan tanah sebagai tempat tumbuh tanaman. Dalam hal inipupuk yang mengandung mikroorganismme lah yang bisa memperbaiki sifat –sifattanah.
Pupuk hayati adalahmikrobia ke dalam tanah untuk meningkatkan pengambilan hara oleh tumbuhan daridalam tanah atau udara. Umumnya dipakai mikrobia yang bisa hidup bersama(simbiosis) dengan tumbuhan inangnya. Keuntungan diperoleh oleh kedua pihak ,tanaman inang mendapat pelengkap unsur hara yang diharapkan , sedangkanmikrobia mendapat materi organik untuk kegiatan dan pertumbuhannya. Mikrobiayang dipakai sebagai pupuk hayati (hbiofertilizer) sanggup diberikan langsungke dalam tanah , disertakan dalam pupuk organik atau disalutkan pada benih yangakan ditanam. Penggunaan yang menonjol remaja ini yaitu mikrobia penambat Ndan mikrobia untuk meningkatkan ketersedian P dalam tanah.
Pemupukan sanggup dikatakanberhasil baik bila kita mengetahui unsur hara apa yang kurang terdapat dalamtanah atu unsur makan apa yang dibutuhkan oleh tanaman. Gejala kekurangan unsurhara sanggup dilihat dengan tidak normalnya petumbuhan tanaman. Disampingmengetahui unsur hara apa yang kurang , perlu juga mengetahui berapa jumlah yangkurang itu sehingga kita bisa memperlihatkan dalam jumlah yang benar dan efektif.

1

Bahan organik jugaberperan sebagai sumber masakan dan energi mikroba tanah sehingga dapatmeningkatkan altivitas mikroba tersebut dalam penyediaan hara tanaman. Kaprikornus penambahan materi organik  disamping sebagai sumber hara bagi tumbuhan ,sekaligus sebagai sumber energi dan hara bagi mikroba.
Penggunaan pupukorganik saja , tidak sanggup meniongkatkan produktivitas tumbuhan dan ketahananpangan. Oleh lantaran itu sistem pengolahan hara terpadu yang memadukan pemberianpupuk organik atau pupuk hayati dan pupuk anorganik dalam rangka meningkatkanproduktivitas lahan dan kelestarian ingkungan perlu digalakkan. Hanya dengan caraini keberlanjutan produksi tumbuhan dan kelestarian lingkungan dapatdipertahankan.

1.2  Rumusan Masalah
  1. Apa jenis mikroorganisme pemasok nitrogen?
  2. Bagaimana mikroorganisme pemasok nitrogen?
  3. Apa fungsi mikroorganisme pemasok nitrogen?
  4. Bagaimana cara kerja dalam memasok nitrogen?
  5. Apa kekurangan dan kelebihan unsur nitrogen?
1.3  Tujuan
  1. Untuk mengetahui jenis dan sifat mikroorganisme pemasok nitrogen.
  2. Untuk mengetahui fungsi mikroorganisme pemasok nitrogen.
  3. Untuk mengetahui cara kerja mikroorganisme pemasok nitrogen .














2


BABII
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian pupuk hayati
Pupuk hayati merupakanpupuk yang mengandung dan dibuat dari mkroorganisme tertentu dalam jumlah yangbanyak dan bisa menyediakan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk hayatimerupakan pupuk aternatif untuk memanfaatkan pasokan N dari atmosfer di sampinguntuk meningkatkan ketersediaan unsur P yang semula tidak tersedia menjadibentuk yang tersedia bagi tanaman.
Dalam hal inimikroorganisme yang bermanfaat diisolasi dan dikembangbiakkan di laboraturiumdengan memakai media buatan. Setelah itu diseleksi , lantaran tidak semuaspesies dari semua populasi bersifat selektif. Strain yang efektif dipilihdiujji coba di lapangan melalui inokulasi , kemudian dekembangbiakan dalam skalabesar , dicampur dengan materi pembawa (carier) ibarat gambut , dikemas dalamkantong plastik dan disimpan dalam temperatur kamar atau kamar pendingin , dandapat dimanfaatkan sebagai pupuk hayati. (Sri Manu Rohmiyati , yogyakarta2009).
Mikrobia tanah yang menguntungkan dapatdikategorikan sebagai biofertilizer  ataupupuk hayati. Menurut Yuwono (2006) secara garis besar fungsi menguntungkantersebut sanggup dibagi menjadi beberapa :
1. Penyedia hara
2. Peningkat ketersediaan hara
3. Pengontrol organisme pengganggu tanaman
4. Pengurai materi organik dan pembentuk humus
5. Pemantap agregat tanah
6. Perombak persenyawaan agrokimia
Beberapa mikroorganisme tanah ibarat Rhizobium , Azospirillum danAzootobacter ,Mikoriza , Bakteri pelarut fosfat , bila dimanfaatkan secara tepatdalam system pertanian akan membawa dampak yang positif baik bagiketersediaan hara yang  dibutuhkantanaman , lingkungan edapik , maupun upaya pengendalian beberapa jenis penyakit. Sehingga akan sanggup diperoleh pertumbuhan dan produksitanaman yang optimal dan hasil panen yang lebih sehat. Mikroorganisme tersebut sering disebut sebagai biofertilizer atau pupukhayati (Sutanto , 2002).
Dari beberapa hasil penelitianmenunjukkan bahwa basil pelarut fospat sanggup meningkatkan ketersediaan P didalam tanah dan sanggup meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk P serta dapatmeningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman.Penggunaan pupuk hayati berupainokulan basil fospat dengan tanpa pemberian pupuk TSP sanggup meningkatkanhasil jagung yang setara dengan pemberian TSP (Prihartini , 2003).
Hasil penelitian Arimurti etal (2006) pada perlakuan basil pelarut fosfat (BPF) bisa meningkatkanpertumbuhan tumbuhan jagung pada tanah masam , yang tampak pada parameter tinggi tumbuhan 10 dan 45 HST , berat basahtrubus , berat kering trubus ,berat berair akar , berat kering akar , luas daunserta kadar P trubus. Pemberian BPF P. putida sama baiknya dengan P. Aeruginosaatau adonan keduanya dalam meningkatkan tinggi tumbuhan 10 dan 45 HST. Untukmeningkatkan berat berair , berat kering trubus dan akar paling baik menggunakanP. putida.

3

Asosiasi simbiotik antarajamur dan sistem perakaran tumbuhan tinggi diistilahkan dengan mikoriza. Dalamfenomena ini jamur menginfeksi dan mengkoloni akar tanpa menimbulkan nekrosissebagaimana biasa terjadi pada abses jamur patogen , dan mendapat pasokannutrisi secara teratur dari tanaman. Asosiasi ini akan sanggup meningkatanketersediaan hara P dan lainnya serta meningkatkan serapannya. MVA membantu pertumbuhantanaman dengan memperbaiki ketersediaan hara fosfor dan melindungi perakarandari serangan patogen (Hadiyanto dan Hairiyah , 2007).
Hasil penelitian Hasanudin danGonggo (2004) menjelaskan pemberian inokulasi mikrobia pelarut fosfat 15 mltanaman-1 dan inokulasi mikoriza 20 g tanaman-1 sanggup meningkatkan serapan Pdan hasil jagung.
Rhizobium yang berasosiasidengan tumbuhan legum bisa menfiksasi 100-300 Kg N/Ha dalam satu ekspresi dominan tanamdan meninggalkan sejumlah N untuk tumbuhan berikutnya. Permasalahan yang perludiperhatikan yaitu efisiesnsi inokulan Rhizobium untuk tumbuhan tertentu.Rhizobium bisa mencukupi 80% kebutuhan nitrogen tumbuhan legum dan meningkatkanproduksi antara 10-25%. Tanggapan tumbuhan sangat bervariasi tergantung padakondisi tanah dan efektifitas populasi orisinil (Sutanto , 2002). Kenaikan hasiltanaman sesudah diinokulasi Azotobacter terjadi pada tumbuhan jagung ,  cantel , padi , bawang putih , tomat , terong dankubis. Apabila Azotobacter dan Azospirillum diinokulasi secara bantu-membantu ,maka Azospirillum lebih efektif dalam meningkatkan hasil tanaman. Selanjutnyadijelaskan juga oleh Tim Peneliti Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian(2008) bahwa pemakaian pupuk hayati pada lahan kering masam sebaiknya yangtelah terbukti sanggup menjalankan fungsi ekologis , merupakan mikroba hasilseleksi yang benar-benar unggul dalam membantu pertumbuhan tanaman.
Pupuk hayati meliputi bakteripenambat N , mikroba pelarut fosfat , dan cendawan mikoriza arbuskula. Bakteripenambat N2. Bakteri ini meliputi basil yang membentuk bintil akar ,bersimbiose dengan tumbuhan legum , dan basil penambat N yang hidup bebas didalam tanah. Oleh lantaran itu , budi daya tumbuhan legum (kacang- kacangan) dapatmenggunakan Rhizobium spp. Namun , perlu diperhatikan bahwa hubungan antaratanaman legum dan Rhizobium bersifat sangat spesifik , artinya satu spesiesRhizobium hanya sanggup bersimbiose dengan spesies legum tertentu. Oleh karenaitu , penggunaan Rhizobium sp. harus diadaptasi dengan spesies legum yang akandibudidayakan. Bakteri penambat N yang hidup bebas ibarat Azotobacter ,Azospirillum , dan Beijerinckia sanggup dipakai pada tumbuhan dari familiGramineae (rumput-rumputan) ibarat padi , jagung , dan sorgum.
2.2 Jenis dan sifat mikroorganisme pemasok nitrogen
Hampir semua jazad mikro , tumbuhan tinggi dan binatang membutuhkan nitrogen(amonia ,nitrat). Bentuk nitrogen anorganikini begitu juga nitrogen organik(protein ,asam amino ,asam nukleat dll.) relatigf sedikit ditemukan di dalamtanah/air , dan konsentrasinya adakala merupakan faktor pembatas bagipertumbuhan tanaman. Kebutuhan tumbuhan akan N sanggup dipenuhi dari berbagaisumber , termasuk dari udara. Untuk mengambil N dari udara tumbuhan membutuhkanbantuan basil simbiotik yang berugas sebagai penambat N. namun selain bakteriimbiotik ada juga basil non simbiotik yang sanggup menambat N.


4

Bakteripenambat N
Tipe/Sifat
Jenis Mikroorganisme
Bakteri Aerobik

Bakteri Mikroaerofilik
Bakteri Anaerobik
Blue Green Algae/fotosintetik
Azotobacter , Nitromonas ,Nitrosococcus
Rhizobium.
Azospirillum
Clostridium
Nostoc , Anabaena , Rhodospirillum dan azolla

2.3 Fungsi mikroorganisme pemasoknitrogen
1.     Nostoc commune , Perendaman sawah selama ekspresi dominan hujanmengakibatkan Nostoc tumbuh subur dan memfiksasi N2 dari udarasehingga sanggup membantu penyediaan nitrogen yang dipakai untuk pertumbuhanpadi.
2.      Anabaenaazollae dan anabaena cycadae bersimbiosis dengan Azolla  pinnatadan Cycas rumphii. Simbiosis Anabaena azollaedengan Azolla pinnata sebagai alternatif pupuk Urea , karenasimbiosis ini sanggup meningkatkan kadar Nitrogen di lahan persawahan. Hidupbersimbiosis dengan Azolla pinnata ( paku air ). Paku ini dapatmemfiksasi nitrogen (N2) di udara dan mengubah menjadi amoniak (NH3)yang tersedia bagi tanaman.

3.     Rhizobium
Fungsi  rhizobium untuk pertanian  dan  perkebunan yaitu untukmenyuburkan tanah
Bakteri  Rhizobium bisa mengikat Nitrogen dari udara. Satu bakteriberpotensi mengikat  N antara 100 – 300 kg  perhektar. Berperan dalamsiklus nitrogen sebagai basil pengikat nitrogen yaitu Rhizobiumleguminosarum yang hidup bersimbiosis dengan akar tumbuhan kacang-kacangan.
4.     Azospirillum
Fungsi  azospirillum  untuk pertanian  dan  perkebunanadalah untuk menambah jumlah percabangan akar. Bakteri ini mempunyai kemampuanmenambat N2 dan menghasilkan fitohormon. Fitohormon yaitu hormontumbuhan yang berupa senyawa organik yang dibuat pada suatu serpihan tumbuhan dankemudian diangkut ke serpihan lain , yang dengan konsentrasi rendah menyebabkansuatu dampak fisiologis. Fitohormon yang dihasilkan berupa auksin , giberelin ,sitokinin dan etilen. Misalnya basil Azospirillum sp. diintroduksikankedalam tumbuhan mangga maka tumbuhan tersebut akan mengalami pertumbuhan yanglebih cepat dibandingkan dengan tumbuhan mangga yang tidak diintroduksi denganbakteri ini. Hal ini dipengaruhi oleh adanya fitohormon yang dihasilkan bakteriAzospirillum sp. jika pada umumnya tumbuhan mangga  mulai berbuahpada umur 4 tahun maka dengan pemberian basil ini mangga sanggup berbuah padaumur 2 tahun.




5


5.     Azotobacter   
Fungsiazotobacter untuk  pertanian dan perkebunan menghasilkan hormonpertumbuhan dan mengurangi serangan hama. Bakteri dari famili Azotobacteraceaemerupakan sebagian besar dari basil pemfiksasi nitrogen yang hidup bebas. Azotobacteryang diinokulasi dari tanah atau biji dengan Azotobacter efektifmeningkatkan hasil tumbuhan budidaya pada tanah yang dipupuk dengan kandunganbahan organik yang cukup. Azotobacter juga diketahui bisa mensintesissubstansi yang secara biologis aktif ibarat vitamin-vitamin B , asam indolasetat , dan giberelin dalam kultur murni. Organisme ini mempunyai sifat dapatmenghambat pertumbuhan jamur (fungistatik) bahkan jamur tertentu yang sangatpatogen ibarat Alternaria dan Fusarium. Sifat Azotobacter inidapat menjelaskan dampak menguntungkan yang sanggup diamati pada basil inidalam meningkatkan tingkat perkecambahan biji , pertumbuhan tumbuhan , tegakantanaman , dan pertumbuhan vegetatif. Beberapa eksperimen yang dilaksanakan didaerah beriklim sedang di dunia memperlihatkan bahwa fiksasi nitrogen pada tanahyang diinokulasi dengan Azotobacter tidak akan lebih dari 10 hingga 15kg N/ha/tahun , tergantung tersedianya sumber karbon (Rao , 1986). Bakteri inijuga mempunyai potensi mengekskresikan banyak sekali senyawa eksopolisakarida (EPS)dan asam lemak (Suryatmana et al. , 2006). Eksopolisakarida dapatberfungsi sebagai biosurfaktan yang sanggup meningkatkan biodegradasi limbahminyak bumi (Iwabuchi et al. , 2002). Sedangkan Vater et al.(2002) menyatakan bahwa asam lemak berfungsi sebagai biosurfaktan karenamerupakan senyawa amfifatik yang mempunyai gugus liofobik dan liofilik. Sel Azotobacterberukuran besar dengan bentuk batang , banyak isolat hampir seukuran khamir ,dengan diameter 2-4 μm atau lebih , biasanya polimorfik. Pada media yangmengandung karbohidrat , kapsul pelengkap atau lapisan lendir diproduksi olehbakteri pengikat nitrogen yang hidup bebas ini. Meskipun Azotobacteradalah basil aerob obligat , enzim nitrogenase yang dimilikinya yaitu enzimyang mengkatalisis pengikatan N , bersifat sensitif terhadap O2.Sehingga diduga bahwa karakteristik Azotobacter yang mempunyai kapsullendir yang tebal membantu melindungi enzim nitrogenase dari O2. Azotobacterdapat tumbuh pada banyak sekali macam jenis karbohidrat , alkohol , dan asamorganik. Metabolisme senyawa karbon teroksidasi tepat , sedangkan asam atauproduk fermentasi yang lain jarang dihasilkan. Semua anggota sanggup mengikatnitrogen tetapi pertumbuhan sanggup juga terjadi pada media dengan senyawanitrogen sederhana ibarat amoniak , urea , dan nitrat. Azotobacter dapatmembentuk struktur sel istirahat yang disebut kista. Seperti halnya bakteriberendospora , kista Azotobacter resisten terhadap proses pengeringan ,penghancuran mekanik , ultraviolet , dan radiasi. Namun , tidak ibarat endospora ,kista Azotobacter tidak resisten terhadap panas dan tidak mengalamidormansi secara lengkap (Madigan et al. , 2000). Azotobacter merupakanbakteri Gram negatif. Jenis azotobacter diantaranya Azotobacter chlorococcumdan Azotobacter vinelandi.
6.     Actinomycetes
Actinomycetes sanggup membentuk miselium yang sangat halus danbercabang-cabang. Miselium vegetatif tumbuh di dalam medium , dan miselium udaraada di permukaan medium. Bakteri ini sanggup berkembang biak dengan spora , secarafragmentasi dan segmentasi , dengan chlamydospora , serta dengan bertunas.Bakteri ini umumnya mempunyai habitat pada lingkungan dengan pH yang tinggi.Cara hidupnya ada yang bersifat saprofit , simbiosis dan beberapa sebagaiparasit. Frankia yaitu actinomycetes yang bisa menambat nitrogen dan dapatbersimbiosis dengan tanaman. Jenis-jenis Frankia membentuk simbiosis mutualisme dengan akar tumbuhan sehingga membantupertumbuhan tanaman.

6

Actinobacteria atau Actinomycetesadalah kelompok bakteri Gram positif dengannisbah G/C yang tinggi. Bakteri ini pernah diklasifikasi sebagai fungi (jamur , Mycota)karena ada anggotanya yang membentuk berkas-berkas ibarat hifa sertamenghasilkan antibiotik. Ketika diketahui mempunyai sejumlah ciri bakteri(ukurannya kecil dan sanggup diserang virus bakteriofag) ,kelompok ini pernah dianggap bukan fungi maupun bakteri. Baru sesudah pengujianDNAdimungkinkan , kelompok ini diketahui sebagai bakteri. Kebanyakan Actinobacteriaditemukan di tanah. Sebagian yang lain tinggal di dalam tumbuhan dan hewan ,termasuk beberapa patogen seberti Mycobacterium.
7.     Nitromonas dan Nitrosococcus
Nitromonas dan Nitrosococcus(bakteri nitrit) yang mengoksidasi senyawa amonia menjadi ion nitrit , dapatmenyuburkan tanah.
8.     Nitrobacter
Nitrobacter (bakterinitrat)  dapat mengubah Nitrit (NO2) yang bersifat racun padatanaman menjadi nitrat yang dibutuhkan oleh akar tanaman
9.     Clostridium pasteurianum
Clostridium pasteurianum jenis basil yang bisa memfiksasiN2 (nitrogen bebas dari udara) di atmosfer ke dalam tanah , yang kemudian N2 iniakan dimanfaatkan oleh tumbuhan dalam pembentukan protein.
10.  Rhodospirillium rubrum
Rhodospirillium rubrumbakteri yang bisa memfiksasi N2 di atmosfer ke dalam tanah , yang kemudian akandimanfaatkan oleh tumbuhan.
2.4  Mekanismekerja bakkteri penambat nitrogen
Penambatan nitrogen yaitu prosesyang menimbulkan nitrogen bebas digabungkan secara kimia dengan unsur lain.Dalam atmosfer dengan satuan luas satu acre (0 ,46 ha) tanah diperkirakan ada35.000 ton nitrogen bebas. Walaupun esensial mutlak bagi kehidupan , tidak satumolekulpun sanggup dipakai begitu saja oleh tumbuhan , binatang atau insan tanpacampur tangan jazad mikro penambat nitrogen.
Sejumlah jazad mikro tanah dan air bisa memakai molekul nitrogen dalamatmosfer sebagai sumber N. Jazad mikro ini dibagi menjadi dua kelompok menurutcara penambatan N yang dilakukan yaitu :
1. Penambatan Nitrogen Secara Simbiotik
Dalam sistem ini penambatan molekul nitrogen yaitu hasil kolaborasi mutualismeantara tumbuhan (leun dan tumbuhan lain) dengan sejenis bakteri. Masing-masinsimbion secara sendiri-sendiri tidak sanggup menambat nitrogen. Simbiosis antarabakteri dengan tumbuhan , contohnya antara species Rhizobium dengan legum adalahendosimbiosis , lantaran berlangsung didalam tumbuhan. Bakteri hidup dalam sel danjaringan tumbuhan.




7

2. Penambatan N secara non-simbiotik
Penambatan N secara non simbiotik yaitu jazad mikro yang bisa mengubahmolekulNmenjadi nitrogen sel secara bebas tanpa tergantung pada organisme hiduplainnya. Jazad mikro penambat N itu secara enzimatis menggabungkan N atmosferdengan unsur-unsur lain untuk membentuk senyawa N-organik dalam sel hidup.Dalam bentuk organik ini kemudian N dilepaskan kedalam bentuk terlambat ,tersedia bagi tumbuhan baik secara pribadi maupun melalui aktifitas jasadmikro. Penambatan N non-simbiotik sanggup juga terjadi di atmosfer akibathalilintar dan nitrogen oksida yan terbentuk oleh pembakaran mesin dapatmengalami fotokimia dan nitrogen yang terikat dengan cara ini jatuh ke tanahbersama air hujan.
2.5 Kekurangan Dan Kelebihan Unsur Nitrogen TerhadapTanaman.
Kekurangan salah satu atau beberapa unsur hara akanmengakibatkan pertumbuhan tumbuhan tidak sebagaimana mestinya yaitu ada kelainanatau penyimpangan-penyimpangan dan banyak pula tumbuhan yang mati muda yangsebelumnya tampak layu dan mengering.
Adapungejala yang ditimbulkan akhir dari kekurangan dan kelebihan unsure N bagitnaman yaitu sebagai berikut :
1. Efek kekurangan unsur N bagi Tanaman.
  • Pertumbuhan kerdil ,
  • Warna daun menguning ,
  • Produksi menurun ,
  • Fase pertumbuhan terhenti ,
  • Kematian.
2. Efek darikelebihan unsur N bagi tanaman.
  • Kualitas buah menurun.
  • Menyebabkan rasa pahit (spt pada buah timun).
  • Produksi menurun ,
  • Daun lebat dan pertumbuhan vegetative yang cepat ,
  • Menyebabkan keracunan pada tumbuhan ,





8


BABIII
PENUTUP
         
KESIMPULAN:
Nitrogen (N) merupakan hara makro utama yang sangat penting untukpertumbuhan tanaman. Nitrogen diserap oleh tumbuhan dalam bentuk ion NO3-atau NH4+ dari tanah. Kekahatan nitrogen (N) merupakan permasalah yang terjadi  di lahan tergenang , dimana kadar nitrogen cenderung rendah sehingga pengelolaan nitrogen pada lahan berair seharusnya menekankan pada aspek biologi (mikrobiologi). Karenaitulah untuk meningkatkan ketersediaan dan kadar nitrogen (N) sanggup dilakukandengan memanfaatkan jasa mikrobia penambat nitrogen , baik yang hidup bebas darikelompok algae hijau-biru ibarat Nostoc , Anabaena sp , Gloeothecea ,dll. , kelompok basil ibarat Azotobacter , Beijerinckia , Azospirilum danClostridium. Pada lahan berair sendiri , sianobakteria ibarat Anabaena danNostoc merupakan jasad yang paling penting dalam menambat N2udara. Sebagian sianobakteria membentuk heterosis yang memisahkan nitrogenaseyang sensitif terhadap O2 dari ekosistem yang memakai O2(lingkungan aerobik). Sianobakteria penambat nitrogen sanggup hidup bersimbiosisdengan jasad lain , ibarat dengan jamur pada lumut kerak (Lichenes) ,dengan tumbuhan air Azolla contohnya Anabaena azollae. Harus diperhatikanjuga bahwa peralihan fungsi lahan berair menjadi lahan pertanian sangatberpotensi dalam penurunan nitrogen termineralisasi (NO) , sehingga terjadipenurunan juga terhadap waktu paruh mineralisasi dimana semakin berkurangnyawaktu yang dipakai untuk menyediakan nitrogen. Karena itulah dalam pembukaanlahan gres harus memperhatikan keadaan tanah , kelestarian lingkungan , dansosial ekonomi tempat setempat.









9

DAFTAR PUSTAKA

Rohmiyati ,Sri Manu. 2009.Kesuburan tanah danp Pemupukan
           Madjid , A. R. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Online untuk matakuliah:
(1) Dasar-Dasar Ilmu Tanah , (2) Kesuburan Tanah , (3) Teknologi Pupuk Hayati ,dan (4) Pengelolaan Kesuburan Tanah Lanjut. Fakultas Pertanian Unsri &Program Pascasarjana Unsri.
Roesmarkam ,A. & NW. Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta. ISBN979-21-0468-2. 224 hal.
Rinsema ,W.T. 1983. Pupuk dan Cara Pemupukan. Terjemahan H.M. Saleh. Bhratara KaryaAksara. Jakarta. Vii + 232 hal.






0 Response to "Biologi : Makalah Pupuk Penghasil Nitrogen"

Total Pageviews