Latest News

Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Student Teams Achievement Devision)

Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Devision)



Pembelajaranmerupakan suatu proses yang sistematis yang mengisyaratkan adanya orang yang mengajar dan berguru dengan didukung oleh komponen lainnya, menyerupai kurikulum, dan akomodasi berguru mengajar. Dalam proses tersebut, terdapat kegiatan memilih, menetapkan, dan membuatkan metode atau pendekatan untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.



Hamalik (2003: 57) mengemukakan: 
Pembelajaran yakni suatu kombinasi yang tersusun mencakup unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan mekanisme yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem pembelajran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya. Material meliputi: buku-buku, papan tulis, kapur, audio. Fasilitas dan perlengkapan berupa: ruangan kelas, perlengkapan, dan mekanisme meliputi: jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya.

Rohani dan Ahmadi (1995: 64) menyatakan bahwa: 
Pembelajaran yakni totalitas acara berguru mengajar yang diawali dengan perencanaan diakhiri dengan evaluasi. Dari penilaian ini diteruskan dengan follow up. Pembelajaran sebagai kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pembelajaran, menyusun planning pelajaran, memperlihatkan informasi, bertanya, menilai, dan sebagainya.

Berdasarkan pendapat sebelumnya, maka pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis yang diawali dengan persiapan mengajar (prainstruksional), proses pembelajaran (instruksional) dan diakhiri penilaian atau evaluasi. Kunci pokok pembelajaran ada pada guru (pengajar), tetapi bukan berarti hanya guru yang aktif sedang murid pasif. Pembelajaran menuntut keaktifan kedua belah pihak yang sama-sama menjadi subjek pembelajaran semoga proses pembelajaan sanggup berlangsung optimal dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Salah satu pendekatan pembelajaran di sekolah yakni pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif yakni pendekatan yang berorientasi pada kegiatan kerjasama antara siswa dalam bentuk kelompok sehingga siswa sanggup berguru bersama dalam suasana kelompok.

Lie (1999: 28) mengemukakan bahwa “pembelajaran kooperatif atau tolong-menolong yakni kegiatan pembelajaran yang mengandung unsur kerjasama antara siswa di kelas”. Nasution (2004: 146) mengemukakan “pembelajaran kooperatif yakni pembelajaran gotong royong atau kerjasama dalam kelas”. Sementara Sanjaya (2006: 239) mengemukakan “pembelajaran kooperatif yakni rangkaian kegiatan berguru yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan”.

Berdasarkan pendapat di atas, maka pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang sanggup diterapkan guru di sekolah sesuai dengan tuntutan materi pelajaran yang mengandung unsur kerjasama antara siswa dalam kelas dalam melaksanakan kerja kelompok. Penekanan pendekatan ini yakni mengaktifkan siswa dalam pembelajaran melalui kerjasama antar siswa dalam suasana berguru berkelompok.

Roestiyah (1998: 15) mengemukakan “kerja kelompok yakni kelompok siswa yang terdiri atas 5 atau 7 siswa, bekerja bersama dalam memecahkan masalah, atau melaksanakan kiprah tertentu, dan berusaha mencapai tujuan pembelajaran”. Thabrany (1993: 96) mengemukakan kerja kelompok sebagai “kerja berkelompok yang anggotanya antara 3, 5, atau 7 orang”.

Lie (1999: 30) mengemukakan unsur-unsur pembelajaran kooperatif, yaitu: “1) saling ketergantungan positif, 2) tanggung jawab perseorangan, 3) tatap muka,    4) komunikasi antar anggota, dan 5) penilaian proses kelompok”. Kelima unsur model pembelajaran kooperatif tersebut diuraikan sebagai berikut:

1)  Saling tergantungan positif
Keberhasilan kelompok dalam berguru sangat tergantung pada perjuangan setiap anggotanya dalam melaksanakan kerjasama dalam kelompok belajar. Kelompok berguru atau kelompok kerja harus kompak dalam berguru dan tidak ada anggota kelompok yang memandang dirinya lebih berilmu dari anggota kelompoknya dan menanggap bahwa anggota kelompoknya ndeso dan tidak bisa diajak untuk berdiskusi atau berguru bersama.

2)  Tanggung jawab perseorangan
Setiap anggota kelompok harus mempunyai tanggung jawab melaksanakan yang terbaik bagi kelompoknya. Oleh sebab itu, guru harus mempunyai kesiapan dalam menyusun kiprah berguru dan memberikannya kepada siswa sehingga setiap siswa  mempunyai tanggung jawab untuk berpartisipasi secara aktif dalam kelompoknya masing-masing.

3)  Tatap muka
Setiap kelompok harus diberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan kesempatan kepada siswa sebagai anggota kelompok untuk bekerjasama. Hasil pemikiran dari satu orang akan sanggup menjadi milik bersama dalam kelompok yang memungkinkan setiap anggota kelompok mempunyai kemampuan sama dalam penguasaan suatu materi pelajaran.

4)  Komunikasi antar anggota
siswa dalam suatu kelompok tidak selalu mempunyai keahlian atau kemampuan dalam berkomunikasi. Keberhasilan kelompok bergantung pada kesediaan anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka, sehingga keterampilan berkomunikasi sangat perlu diperhatikan setiap anggota kelompok.

5)  Evaluasi proses kelompok
Guru harus menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama mereka semoga sanggup menilai kualitas kerjasama dan hasil kerja kelompok sekaligus sanggup menjadi masukan dalam kegiatan pembelajaran berikutnya.

Salah satu tipe pembelajaran dalam pendekatan pembelajaran kooperatif yakni tipe STAD. STAD atau Tim Siswa-Kelompok Prestasi yaitu jenis pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Dalam STAD, siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok dengan anggota 3-6 orang, dan setiap kelompok harus heterogen. Guru menyajikan pelajaran dan siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan seluruh  anggota  tim  telah  menguasai pelajaran. Akhirnya, seluruh siswa dikenai kuis perihal materi itu dan mereka dihentikan saling membantu mengerjakan kuis.

Skor siswa dibandingkan dengan rata-rata skor mereka yang lalu, dan skor diberikan menurut pada seberapa jauh siswa menyamai atau melampaui prestasinya yang lalu. Skor tiap anggota dijumlah untuk mendapat skor tim, dan tim yang mencapai kriteria tertentu  diberi akta atau penghargaan sebagai suatu bentuk penguatan.
Menurut Ibrahim (2000: 57) bahwa mekanisme penyekoran untuk STAD yaitu: 
Langkah 1 (menetapkan skor dasar), setiap siswa diberikan skor menurut skor-skor kuis yang lalu.
Langkah 2 (menghitung skor kuis terkini), siswa memperoleh poin untuk kuis yang berkaitan denga pelajaran terkini.
Langkah 3 (menghitung skor perkembangan), siswa mendapat poin perkembangan yang besarnya ditentukan apakah skor kuis terkini mereka menyamai atau melampaui skor dasar mereka dengan memakai skala yang diberikan di bawah ini.
Lebih dari 100 poin di bawah skor dasar …………………………….. 0 poin
10 poin di bawah hingga 1 poin di bawah skor dasar ………. 10 poin
Skor dasar hingga 10 poin di atas skor dasar …………………….. 20 poin
Lebih dari 10 poin di atas skor dasar ………………………………..… 30 poin
Pekerjaan tepat (tanpa memperhatikan skor dasar) ….. 30 poin

Besar poin yang disumbangkan setiap siswa pada timnya ditentukan oleh berapa skor siswa melampaui rata-rta skor kuis siswa itu sendiri di waktu lampau. siswa dengan pekerjaan tepat mendapat poin perkembangan maksimum, tanpa memperhatikan poin dasar mereka. Sistem perkembangan individual ini memperlihatkan setiap siswa suatu kesempatan baik untuk menyumbang poin maksimum kepada tim bila (dan hanya jika) siswa itu melaksanakan yang terbaik, sehingga memperlihatkan peningkatan perkembangan subtansial atau mencapai pekerjaan sempurna. Dalam penilaian, tidak ada sistem penskoran khusus untuk pendekatan pemeriksaan kelompok. Laporan atau presentasi kelompok dipakai sebagai salah satu dasar untuk penilaian dan siswa hendaknya diberikan penghargaan untuk dua-duanya yaitu pinjaman individual dan hasil kolektif dalam suatu kelompok siswa.

Dalam tahap awal pembelajaran, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok atau tim, dan setiap kelompok terdiri atas 4 atau 5 orang dengan kelompok yang bersifat heterogen (baik jenis kelamin maupun kemampuan akademik). Setiap  anggota kelompok memakai lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai materi didik melalui tanya jawab atau diskusi antara sesama anggota kelompok. Secara priodik dilakukan penilaian oleh guru untuk mengetahui tingkat penguasaan mereka terhadap materi pelajaran.

Kata Kunci :

pembelajaran kooperatif tipe STAD,model pembelajaran kooperatif tipe stad,model pembelajaran stad,pengertian stad,model pembelajaran tipe stad,kooperatif stad,pembelajaran model stad,pengertian metode stad,pengertian model pembelajaran kooperatif tipe stad,pengertian model STAD.






0 Response to "Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad (Student Teams Achievement Devision)"

Total Pageviews