Masalah Pokok Ekonomi Modern dan Klasik , Pengertian , What , How , For Whom , Distribusi , Produksi , Konsumsi
1. Masalah Pokok Ekonomi Modern
Telah disebutkan bahwa duduk kasus ekonomi muncul sebab pertemuan antara kebutuhan insan yang tidak terbatas melawan sumber daya yang terbatas. Orang akan berpikir bagaimana memenuhi kebutuhan pangan 220 juta penduduk Indonesia yang harus makan setiap hari? Padahal panen padi tidak sanggup setiap hari! Bagaimana cara memenuhi harapan insan yang ingin terbang layaknya burung elang? Bukankah sudah ada gantole , apa masih kurang puas? Kue apalagi yang perlu diciptakan untuk memenuhi harapan ibu-ibu akan makanan ringan cantik lebaran? Bagaimana cara mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia? Bagaimana cara membagi pendapatan secara adil? Dan masih banyak lagi. Masalah ekonomi yang dihadapi insan sangatlah banyak dan beragam. Masalah yang sangat banyak dan bermacam-macam tersebut berdasarkan anutan modern sanggup dikelompokkan menjadi tiga duduk kasus pokok , yaitu: (1) Apa yang akan diproduksi (what)? , (2) Bagaimana cara memproduksi (how)? , (3) Untuk siapa barang dan jasa diproduksi (for whom)? Tiga duduk kasus pokok tersebut sanggup diringkas menjadi satu duduk kasus inti yang disebut inti duduk kasus ekonomi , yakni bagaimana cara memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dengan memakai sumber daya yang serba terbatas.
Berikut ini kita akan membahasnya satu per satu.
1. Apa yang Akan Diproduksi (What) ?
Penentuan apa yang akan diproduksi merupakan duduk kasus pokok dan penting dalam ekonomi. Karena , selain jumlah sumber daya yang terbatas , kesalahan penentuan apa yang akan diproduksi sanggup menimbulkan kerugian , bahkan kebangkrutan bagi produsen , serta sanggup pula merugikan masyarakat sebab adanya barang dan jasa yang menumpuk tidak terpakai. Ini merupakan pemborosan sumber daya.
Untuk menentukan dengan sempurna apa yang akan diproduksi , suatu negara terutama para produsennya harus mempertimbangkan dua hal berikut:
a. Barang dan Jasa Apa yang Sebenarnya Dibutuhkan Masyarakat?
Untuk mengetahui barang dan jasa apa yang bergotong-royong dibutuhkan masyarakat , seorang produsen perlu memerhatikan paling sedikit tujuh faktor yang sanggup menimbulkan kebutuhan insan akan barang dan jasa.
1) Keinginan Memenuhi Kebutuhan Pokok demi Kelangsungan Hidup
Kebutuhan pokok insan mencakup sandang , pangan , dan papan. Kebutuhan ini wajib dipenuhi sehingga produsen wajib memproduksinya demi kelangsungan hidup semua manusia. Cobalah bayangkan bagaimana kalau di dunia tidak ada produsen yang mau menanam padi atau gandum?
2) Sifat Manusia yang Selalu Kurang puas
Sudah disinggung sebelumnya bahwa sifat selalu kurang puas akan memunculkan kebutuhan baru. Yang berambut lurus ingin keriting , yang keriting ingin lurus. Kemudian , yang kurus ingin gemuk dan yang gemuk ingin kembali kurus. Sehingga muncullah kebutuhan akan obat penggemuk dan obat pelangsing. Dan bahkan yang renta pun tidak ingin tampak keriput , kemudian muncullah face lift (pengencangan muka dengan cara menarik permukaan kulit)! Dengan memerhatikan sifat ini , produsen sanggup memutuskan barang dan jasa apa yang perlu dibuat.
3) Rasa Ingin Tahu Manusia
Rasa ingin tahu mendorong insan membuat alat-alat untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Rasa ingin tahu akan dasar maritim mendorong dibuatnya peralatan menyelam dan kapal selam. Rasa ingin tahu akan puncak gunung mendorong dibuatnya alat-alat pendaki gunung , menyerupai alat panjat tebing dan sebagainya. Rasa ingin tahu insan akan bulan mendorong insan membuat pesawat Apollo untuk pergi ke bulan. Dengan mengetahui sifat ini , produsen sanggup menentukan barang dan jasa apa yang akan diproduksinya untuk memuaskan rasa ingin tahu manusia.
4) Keinginan Mempermudah Pekerjaan
Manusia selalu ingin mempermudah pekerjaannya. Dulu untuk pergi ke tempat lain insan harus berjalan kaki. Agar lebih nyaman insan membutuhkan kendaraan , sehingga diciptakanlah pedati , sepeda , becak , kendaraan beroda empat , kapal maritim , pesawat terbang , dan sebagainya. Sekarang , untuk mencukur jenggot pun insan ingin cara yang lebih gampang sehingga dibuatlah alat pencukur jenggot bertenaga listrik. Dan diciptakan pula alatalat lain menyerupai alat pemarut kelapa , alat penghisap bubuk , alat pemotong sayur , mesin basuh , mesin fotokopi , dan lain-lain. Dengan mengetahui harapan insan untuk mempermudah pekerjaan , produsen sanggup bersifat proaktif dengan membuat produk yang inovatif dan sanggup mempermudah pekerjaan.
Warraq (Mesin Fotokopi Manusia Zaman Dulu)
Industri pengetahuan memunculkan profesi Warraq. Warraq yaitu mesin fotokopi berwujud insan , mereka ini menyalin naskah dengan cepat dan akurat. Sebuah buku yang terdiri atas beberapa ratus halaman sanggup digandakan dalam waktu beberapa jam saja; buku-buku yang lebih tebal membutuhkan waktu beberapa hari. Kebanyakan warraq membuat sendiri kertas dan mempunyai toko buku sendiri. Di Waddah , kota kecil bersahabat Baghdad , ada lebih dari 100 toko buku yang besar dan mempunyai reputasi baik. Seperti toko buku milik Al Nadim , yang menarik perhatian banyak cendekiawan dari aneka macam tempat , dan berperan sebagai tempat diskusi dan tempat pertemuan. (Sumber: Islam for Beginning)
5) Sifat Suka Meniru (Demonstration Effect)
Akibat melihat tingkah laris dan gaya hidup orang lain , baik dari TV , majalah , atau di kehidupan konkret , insan cenderung untuk menirunya. Potongan rambut gaya Lady Diana pernah menggugah gadis sedunia untuk memotong rambut menyerupai Diana. Belum lagi kebiasaan suka menggandakan pakaian , tas , dan sepatu artis idola. Sifat suka menggandakan mendorong munculnya kebutuhan baru. Dengan mengetahui sifat ini produsen akan lebih mengetahui barang dan jasa apa yang dibutuhkan.
6) Keinginan Manusia Mendekatkan Diri pada Tuhan
Keinginan insan untuk selalu mendekatkan diri pada Sang Pencipta mendorong timbulnya kebutuhan akan aneka macam alat dan perlengkapan beribadah. Orang Islam membutuhkan kitab Al Alquran , mukena , sajadah , pakaian muslim , dan sebagainya. Orang Nasrani membutuhkan kitab Alkitab , pohon Natal , kalung rosario , dan lain-lain. Dengan mengetahui harapan ini , produsen harus membuat produk yang sanggup memuaskan harapan tersebut.
7) Keinginan Diakui dan Dihargai
Rasa ingin diakui dan dihargai membuat insan terutama yang berpendapatan tinggi membutuhkan sesuatu yang berbeda dengan yang lain untuk meningkatkan martabatnya (prestise). Mereka membutuhkan pakaian mahal , kendaraan beroda empat glamor , rumah glamor , hotel glamor , kapal pesiar , serta barang dan jasa lain yang berbeda. Produsen yang cerdik tentu sanggup membaca peluang dari sifat ini. Produsen sanggup membuat barang dan jasa yang berkualitas unggul untuk memuaskan rasa ingin diakui dan dihargai.
b. Bagaimana Tingkat Ketersediaan Sumber Daya untuk Memproduksi Barang dan Jasa yang Dibutuhkan?
Setelah mengetahui tujuh faktor yang sanggup menimbulkan kebutuhan insan akan barang dan jasa , maka produsen harus mempertimbangkan tingkat ketersediaan sumber daya yang ada. Karena sumber daya bersifat langka dan pemakaiannya bersifat alternatif. Apapun pilihan yang ditetapkan produsen hendaknya pilihan tersebut memperlihatkan manfaat terbesar bagi masyarakat. Jangan hingga di suatu masyarakat barang kebutuhan sekuler melimpah , tetapi barang kebutuhan pokok (primer) sulit dijumpai. Oleh sebab itu , bertukar isu dan pembagian kerja antarprodusen penting untuk dilakukan.
2. Bagaimana Cara Memproduksi (How) ?
Apabila produsen sudah menentukan apa yang akan diproduksi , langkah berikutnya yaitu memikirkan bagaimana cara memproduksinya. Cara memproduksi sangat berkaitan dengan cara mengombinasikan sumber daya atau faktor produksi yang dibutuhkan untuk memproduksi barang dan jasa. Untuk menentukan cara produksi mana yang sesuai , produsen perlu mempertimbangkan aspek efisiensi atau penghematan. Pilihlah cara produksi yang paling sedikit membutuhkan biaya biar barang dan jasa yang dihasilkan sanggup dijual dengan harga relatif murah. Penghematan sanggup dilakukan , contohnya dengan mencari materi baku dengan harga yang lebih murah tetapi tetap baik mutunya. Selain itu , pertimbangkan pula , perlukah memakai mesin-mesin modern? Apabila seruan sedikit , penggunaan mesin modern tentu belum diperlukan.
Lalu , perlukah spesialisasi (pembagian kerja) dalam berproduksi? Dan apakah tidak sebaiknya memakai cara produksi yang padat karya (labour intensive) untuk mengurangi jumlah pengangguran? Apakah cara produksi yang digunakan sanggup menimbulkan pencemaran lingkungan?
Sudahkah melaksanakan analisis ihwal pengaruh produksi terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar? Pertanyaan-pertanyaan menyerupai inilah yang harus dijawab produsen untuk menentukan cara berproduksi.
3. Untuk Siapa Barang dan Jasa Diproduksi (For Whom)?
Produksi barang dan jasa dilakukan bukan hanya untuk konsumen yang akan mengonsumsi barang dan jasa. Masih banyak pihak lain yang diuntungkan dari acara produksi. Dengan adanya produksi , pekerja akan mendapatkan upah , pemilik materi baku akan mendapatkan uang penjualan materi baku , pemilik gedung dan tanah akan mendapatkan uang sewa , pemilik modal akan mendapatkan bunga modal , dan pengusaha akan mendapatkan keuntungan dari penjualan produknya.
Jadi , yang dimaksud dengan “untuk siapa barang dan jasa diproduksi” sangat berkaitan dengan siapa saja yang akan menikmati pendapatan dari acara produksi. Serta bagaimana cara mendistribusikan pendapatan tersebut secara adil sehingga tidak terjadi kesenjangan dan kecemburuan antar pemilik faktor produksi.
Di Indonesia sendiri sudah ada hukum yang mengatur cara mengupah tenaga kerja hingga sanggup dianggap adil , yakni dengan memutuskan UMR (upah minimum regional) di setiap daerah. UMR di kota-kota besar akan lebih tinggi dari UMR di kota kecil. Dengan demikian , UMR di Jakarta akan lebih tinggi dari UMR di Klaten.
Menurut anutan klasik , duduk kasus ekonomi yang sangat banyak dan bermacam-macam sanggup dikelompokkan menjadi tiga duduk kasus pokok.
1. Masalah Produksi
Kebutuhan insan yang tidak terbatas membuat produsen berpikir barang dan jasa apa yang harus diproduksi lebih dulu , mengingat sumber daya yang serba terbatas. Cara produksi yang mana yang akan dipakai? Dapatkah produsen memproduksi dengan efisien dan hemat? Sudahkah produsen memproduksi pada dikala yang tepat? Produksi apa yang dibutuhkan kalau memasuki bulan puasa?
2. Masalah Distribusi
Dalam distribusi harus diperhatikan apakah barang dan jasa yang sudah dihasilkan sanggup hingga kepada konsumen dengan cara yang tepat? Jalur distribusi yang terlalu panjang akan membuat harga barang menjadi sangat mahal. Oleh sebab itu , produsen harus memikirkan langkah-langkah yang sempurna untuk menyalurkan barang dan jasa yang sudah diproduksinya. Di antaranya produsen membutuhkan sarana distribusi yang memadai. Untuk menyalurkan produk semen yang jumlahnya ribuan ton , tentu produsen tidak sanggup memakai becak sebagai alat angkut. Produsen harus memakai truk-truk besar sebagai alat pengangkut.
3. Masalah Konsumsi
Masalah konsumsi berkaitan dengan pertanyaan “apakah barang dan jasa yang sudah dihasilkan benar-benar sanggup dikonsumsi oleh masyarakat yang memerlukan?” Ada kemungkinan barang dan jasa tidak sanggup dikonsumsi sebab harganya terlalu mahal , atau barang dan jasa tersebut tidak hingga ke masyarakat yang membutuhkan. Apa yang sanggup dikonsumsi kalau masyarakat penggemar teh tidak menerima pasokan teh tetapi justru menerima pasokan kopi kopi? Apa yang sanggup dikonsumsi kalau harga teh tiba-tiba naik sepuluh kali lipat?
Referensi :
Sa’dyah , C. 2009. Ekonomi 1 : Untuk Kelas X Sekolah Menengan Atas dan MA. Pusat Perbukuan , Departemen Pendidikan Nasional , Jakarta. p. 434.
0 Response to "Masalah Pokok Ekonomi Modern Dan Klasik| Pengertian| What| How| For Whom| Distribusi| Produksi| Konsumsi"